By Asih Diani Puspitasari
Tiana merupakan gadis miskin, Ibunya Eudora selalu bermimpi memiliki sebuah restoran megah. Namun keuangan mereka yang serba pas-pasan membuatnya harus berusaha mati-matian meraih mimpinya.
Dialog 1 Eudora : “Andai aku jadi Gayus, uangku pasti banyak. Bisa buat beli restoran bahkan rumah mewah. Nggak tinggal di gubuk reyot kayak gini!”
Dialog 2 Tiana : “Mimpi aja kale…”
Dialog 3 Eudora : “Huh dasar, syirik aja liat orang lagi seneng!”
Dialog 4 Tiana : “Bukannya syirik, cuma ngingetin. Kalo miskin ya miskin aja, nggak usah menghayal yang aneh-aneh deh ma!”
Dialog 5 Eudora : “Aneh gimana? Orang ngayal kok nggak boleh. Hak asasi dong ah..”
Dialog 6 Tiana : “Ya udah deh terserah aja. Aku mau makan dulu.”
Dialog 7 Eudora : “Mau makan apa? Tanah? Batu? Atau kecoa?”
Dialog 8 Tiana : “Hah? Maksud mami apa sich? Masa nggak ada makanan sedikitpun? Mami kemanain uang yang aku kasih tiap hari?”
Dialog 9 Eudora : “So pasti buat mandi padi dong! Eh salah manypady! Hahaaa”
Dialog 10 Tiana : “Apa?? Emang mami nggak kasian sama Tiana? Tiap hari Tiana udah kerja jungkir balik sampe cungkring kayak gini. Tinggal kulit sama tulang doang!”
Dialog 11 Eudora : “Woo dasar… dari dulu badanmu emang segitu itu! Nggak usah dibesar-besarin deh! Cungkring ya cungkring aja!”
Tiana yang sedang kesal lalu pergi menuju istana untuk menemui sahabatnya, Charlotte yang sangat kaya raya. Charlotte sangat dimanja oleh ibunya ratu Liana , sehingga ia tumbuh menjadi gadis yang manja.
Dialog 12 Tiana : (mengetuk pintu kamar Charlotte) “Charlotte… this is Tiana”
Dialog 13 Charlotte : “Iya bentar.. Dasar Tiana, gangguin gue aja. Orang lagi dandan juga digangguin. Lagian ngapain sich tuh orang malem-malem ke sini” (membuka pintu dan tersenyum)
Dialog 14 Tiana : (nyelonong masuk kamar) “OMG. Charlotte… Aku mau ngomong sesuatu sama kamu.”
Dialog 15 Charlotte : “Mau ngomong apa sih? Kok kayaknya serius banget?”
Dialog 16 Tiana : “Aku susah bilangnya…”
Dialog 17 Charlotte : “Apa sih? Bikin penasaran aja! Kalo mau ngomong ya ngomong aja, enggak usah sungkan gitu. Aku kan sahabat baik kamu.”
Dialog 18 Tiana : “Sini deh aku bisikin.” (memegang rambut Charlotte)
Dialog 19 Charlotte : “Gimana sih kamu! Ngapain sich kamu pegang-pegang rambut gue! Jadi berantakan nich! Duh… gimana donk ah?? Pokoknya kamu harus tanggung jawab!”
Dialog 20 Tiana : “ahh… Jangan marah… Kaburrrrrr…..”
Dialog 21 Charlotte : “Heh, mau kemana kamu! Dasar Tianaaaaa!”
Dialog 22 Ratu Liana : “Aduh… anak mami kenapa? Kok teriak-teriak? Siapa yang udah buat anak mama jadi kayak gini”
Dialog 23 Charlotte : “Ini nich ma, rambut aku jadi berantakan gara-gara Tiana! Padahal kan tadi udah aku creambath, aku sisirin, aku smoothing ma……
Dialog 24 Ratu Liana : “Sudah…sudah…nggak usah cemberut kayak gitu. Entar enggak cantik kayak mpok nori lagi lho… Ntar malah mirip lagi sama Mpok Ati, emang Charlotte mau punya tampang kayak gitu?”
Dialog 25 Charlotte : “Jelas nggak mau lah.. Tapi ma, rambut aku jadi berantakan gini. Entar kalo gak ada pangeran yang ngelirik aku gimana donk?”
Dialog 26 Ratu Liana : “Wah anak mama ternyata udah besar, sekarang mulai mengerti tentang cinta ya? Tenang aja sayang, mama ada kabar genbira untukmu. Kamu pasti senang mendengarnya, tersiar kabar ada seorang pangeran yang singgah ke kota kita, pasti dia akan meminangmu. Mama jamin itu”
Dialog 27 Charlotte : “Benarkah ma? Siapa nama pangeran itu?”
Dialog 28 Ratu Liana :“Namanya Pangeran Naveen sayang dia adalah seorang pangeran dari negeri yang teramat makmur kehidupannya.”
Dialog 29 Charlotte :”Wah namanya aja bagus! Pasti orangnya ganteng ya ma…”
Dialog 30 Ratu Liana :”Ya sayang, pasti wajahnya guantenge puol.. Lebih ganteng dari justin bieber! Kamu pasti nggak bakalan nyesel deh!’’
Sementara itu, pangeran yang sedang dibicarakan ternyata telah diculik oleh doctor Facilier ahli voodoo licik yang mengincar harta Charlotte menguasai New Orleans untuk kejahatan.
Dialog 31 Doctor : “Hahaha… Akhirnya aku bisa menangkapmu Pangeran Naveen! Sekarang tak ada lagi yang bisa menghalangiku untuk mendapatkan harta Charlotte!”
Dialog 32 Pangeran : “Apa maumu tua Bangka? Seenaknya saja menyekap aku di lubang buaya ini!”
Dialog 33 Doctor : “Kurang ajar! Dasar anak bau ketek! Beraninya kau berkata seperti itu kepadaku! Kau tak tau siapa aku? Hah?”
Dialog 34 Pangeran : “Alah palingan juga kamu cuma pengemis tua yang mengincar harta kekayanku! Asal kau tahu saja, aku tak punya uang sepeser pun! Jadi percuma kau menculikku!”
Dialog 35 Doctor : “Dasar pangeran kere! Modal tampang doang! Berani sekali kau mau merebut calon istriku!”
Dialog 36 Pangeran : “Calon istri? Siapa maksudmu hah?”
Dialog 37 Doctor : “Siapa lagi kalau bukan Charlotte! Sudah, pulang saja kau ke negri mu.”
Dialog 38 Pangeran : “Enak saja kau ngatur-ngatur aku! Enggak sudi aku memenuhi perintahmu!”
Dialog 39 Doctor : “Hahaha… Baiklah jika kau tak mau menuruti perintahku, kau rasakan sendiri akibatnya…”
(Sang doctor lalu membaca mantra untuk mengubah pangeran menjadi katak…)
“Wes ewes ewes metu kodoke….”
Dialog 40 Pangeran : “Apa yang mau kau lakukan? Apa yang kau perbuat padaku? Aaaaaaa….” (pangeran berubah menjadi kodok)
Dialog 41 Pangeran : “Tidakkkkk….. wajahku yang ganteng berubah jadi kodok!” (loncat meninggalkan rawa suram dan pergi menuju istana)
Dialog 42 Doctor : “Rasakan itu! Kau tak akan pernah berubah menjadi manusia untuk selama lama lama lamanya, dan Putri Charlotte pasti akan menjadi milikku! hahahaaa”
Keesokan harinya, Eudora, ibu Tiana sedang sibuk membuatkan gaun pesta yang akan digunakan Charlotte untuk menemui pangeran.
Dialog 43 Eudora : “Huh.. Akhirnya selesai juga gaunnya…”
Dialog 44 Tiana : “Wahh, bagus banget yah gaun buatan mami. Aku coba ya…”
Dialog 45 Eudora : “Eh jangan, nanti mami bisa dipecel ma Putri Charlotte! Tiana, Jangannnn!”
Dialog 46 Tiana : “Hehehe” (masuk ke ruang ganti)
Tak beberapa saat kemudian, Charlotte dan Ratu Liana datang untuk melihat gaun buatan Eudora
Dialog 47 Charlotte : “Bibi Dora, mana gaun pesananku? Apakah sudah jadi?”
Dialog 48 Eudora : “ Eeee…itu gaunnya anu… Eee…”
Dialog 49 Ratu Liana : “Apa yang terjadi? Dimana gaunnya? Jangan bilang kalau kamu belum menyelesaikannya!”
Dialog 50 Tiana : “Mi… Liat deh, aku cantik kan pake gaun ini? Pasti aku lebih cantik dari… Char…lot…te…..hee”(sambil menggaruk kepala karena malu)
Dialog 51 Charlotte : “Apa?? Wajahmu bahkan lebih buruk dari ratu kingkong! Mana mungkin kau lebih cantik dariku! Sini kembalikan gaunku!”
Dialog 52 Tiana : “Ooo tidak bisa! Gaun ini milikku wekkk…” (berlari kabur)
Dialog 53 Charlotte : “Hey mau kemana kamu! Tunggu aku gadis cungkring ” (berlari mengejar Tiana)
Dialog 54 Ratu Liana : “Anak-anak kembali... Eudora liat kelakuan anak kamu! Nggak sopan sama keluarga kerajaan! Apa kamu mau anakmu aku hukum?”
Dialog 55 Eudora : “Ampun Ratu, saya mohon maafkan Tiana.”
Dialog 56 Ratu Liana : “Baiklah untuk sekali ini Tiana aku ampuni. Jangan sampai ini terulang kembali!”
Dialog 57 Eudora : “Terima kasih atas kemurahan hati ratu.”
Tiana yang bertubuh ringan, berlari seperti terbang tertiup angin dan meninggalkan Charlotte jauh di belakangnya. Tibalah Tiana di sebuah Danau di belakang istana.
Dialog 58 Pangeran : “ Hey kamu.. Tolong aku!”
Dialog 59 Tiana : “Siapa itu? Kamu dimana?”
Dialog 60 Pangeran : “Aku dibawahmu! Tolong cium aku!”
Dialog 61 Tiana : “Apa?? Mencium kodok seperti mu?? Ogah ah….”
Dialog 62 Pangeran : “Ayo lah cium aku! Sebenarnya aku adalah Pangeran Naveen, pangeran terganteng di seluruh jagat raya! Ayo lah aku akan menikahi mu jika kau mencium ku!”
Dialog 63 Tiana : “Baiklah kalau begitu…” “Cupp… cup.. cup..”
Beberapa saat kemudian….
Dialog 64 Pangeran : “loh? Kok nggak berubah?”
Dialog 65 Tiana : “Aaaaaaa….. Kenapa aku ikut-ikutan jadi kodok? Tidakkkkk….”
Dialog 66 Doctor : “hahaha…. Dasar pangeran goblok! Nggak bisa mbedain mana yang putri dan mana yang gembel! Dasar anak bau ketek!”
Dialog 67 T&P : “Webekk.. webekk…”
Dialog 68 Doctor : “Ngomong apa sih kalian? Nggak ngerti gue! Hahaha… kalian memang pasangan yang serasi!”
***THE END***